Hari selasa pagi, seperti biasa, saya selalu jadi sasaran empuk bagi orang-orang sekitar saya. Dari mulai sekedar tanya-tanya tentang hal yang kurang mereka mengerti, sampai memberi tugas yang amat deadline.
Tingkat kesulitan tugas yang diberikannya sangat beragam, dari yang mudah banget, seperti kata perumpamaan : seperti membalikkan telapak tangan, sampai yang susah banget, “ngerjainnya aja ampe keringetan”…
Nah, Itu baru gambaran dari tingkat kesulitan alias levelnya. Kadang tugas jadi parah karena ketidaktersediaan bahan penunjang pengerjaan tugas. Kalau sudah begini, produksi keringat yang segede jagung bertambah dengan mata melotot dan hidung kembang kempis dan perasaan mendadak ingin melahap semuanya. (Kalo meja bisa dimakan pasti juga di – hap!).
Pas Selasa pagi kali ini, saya sempet tertipu. Ketika diberi tugas, cepat saya menyanggupi. “Mudah… !! “ dalam hati saya. Hanya bikin lagu medley, apa susahnya.. tinggal gabungin aja. Kebetulan, permintaannya begitu, hanya menggabungkan lagu-lagu daerah Jawa Barat alias Sunda. Ya, beberapa potongan lagu sehingga seperti medley. Terbayang sudah mau cari bahan di mana.
Browsing ke sana-sini, situs itu–ini, ternyata saya kecewa berat. Bahannya jarang ditemukan. Yang saya cari adalah lagu sunda, antara lain : Manuk Dadali, Tokecang, Pileuleuyan, Es lilin, Bubuy Bulan. Ya.. sekitar lagu-lagu yang semua orang tau. Saya berniat mencari versi jadul alias jaman dulu. Yang saya temukan ternyata kebanyakan sudah dibuat dalam bentuk techno atau disco. Masalahnya, saya juga tidak ingin yang cuma instrumental saja, harus ada penyanyinya.
Betul, saya berkeringat jadinya. Susah. Sulit menemukan versi asli atau mendekati asli. Malah saya menemukan lagu Tokecang yang dinyanyikan anak-anak, yang sudah dirubah kata-katanya alias diplesetin :
“Tokecang, tokecang
Kang Toto lari kencang
Tokecang tokecang
Lari ke kebun kacang…
Tokecang tokecang
Kang Toto tunggang langgang
Tokecang Tokecang
Lari kecebur empang”
Satu lagi :
“Cingcangkeling Manuk cingkleung cindeuteun
Cingcangkeuling makan kacang sambil mancing ”
Euleu..euleuh…!! saya ga mau nyebutin sapa yang nyanyi, tapi beneran ada yang ajaib gini. Plesetan abis!
What ?!!
Jujur itu reaksi saya yang pertama kali muncul. Merusak lagu itu namanya. Bukan membudayakan tetapi mengubah lagu menjadi kehilangan artinya sama sekali. Kecewa berat saya, akhirnya hanya ambil lagunya Jalan Braga, Bubuy Bulan dan Pileuleuyan. Pas kebetulan ada.
Akhirnya karena tugas ini dan menemukan fakta yang demikian, saya jadi mikir. Sudah berkurangkah peminat lagu tradisional atau daerah?
Sekarang lagu daerah kurang terdengar gaungnya, bahkan kalah sama cinta satu malam atau Keong racun.
I bet most of our Indonesian children know these 2 songs, but anyone of the children can sing Ayam den Lapeh or Manuk dadali? Never know…
Jaman saya kecil, lagu daerah itu wajib tahu. Jaman sekarang ? Pencipta lagu Indonesia Raya saja belum tentu tahu. Pernah sih, ada kejadian yang bikin nyengir, waktu itu anak kecil nanya sama saya : “W.R Supratman tuh siapa sih?” Wah… jangan-jangan ndak tahu lagi W. R itu singkatannya apa. Gawat !!
Begitulah, sekilas tentang tugas saya hari itu. Tidak berhasil dapat lagu daerah yang diharapkan, saya jadi ngedumel panjang pendek.
Sedikit pemikiran tentang kebudayaan :
Jika kita sendiri tidak sadar dengan adanya kebudayaan kita sendiri, tidak mungkin usaha melestarikannya berhasil.
Makanya, jangan kaget kalau suatu hari tiba-tiba di claim sama orang lain. Wajar aja, wong lagu daerah sendiri aja ga tau, apalagi sampai diplesetin. Wah!
Sedikit pemikiran tentang kebudayaan :
Jika kita sendiri tidak sadar dengan adanya kebudayaan kita sendiri, tidak mungkin usaha melestarikannya berhasil.
Makanya, jangan kaget kalau suatu hari tiba-tiba di claim sama orang lain. Wajar aja, wong lagu daerah sendiri aja ga tau, apalagi sampai diplesetin. Wah!
"Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyindir siapapun, hanya untuk menggugah pemikiran yang membaca, siapa tau bisa ngasih masukan yang berharga".
eh beneran tuh lagunya jadi gitu? wah saya yang separo sunda agak2 ga terima...
ReplyDeletebener kamu bilang, itu namanya merusak kebudayaan. soalnya lagu2 itu lagu dolanan anak-anak jaman dulu, yg harusnya justru dilestarikan.
-enno-
@ Enno : Yup.. bener ada di situs kumpulan video (kalo belum di remove sama yang upload :-P), yang nyanyinya juga anak kecil..
ReplyDeleteSayang sekali ya, anak kecil dah dibikin nyanyiin plesetan, mpe gede nempel...